Rabu, 20 Mei 2009

Berita

. Rabu, 20 Mei 2009

Prihatin Polemik RSBI, Siswa Kumpul di Lapangan

MALANG - Sejumlah siswa kelas X dan X1 SMAN 3 Kota Malang kemarin menggelar aksi keprihatinan. Mereka berkumpul di lapangan basket sekolah itu pada saat istirahat pukul 11.00 sampai 11.30 untuk menyampaikan keprihatinan terhadap polemik status rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) di sekolah itu.

Dalam aksinya para siswa memberikan pernyataan mendukung segala kegiatan OSIS SMAN 3 Kota Malang yang berkaitan dengan upaya mendukung mempertahankan status RSBI di SMAN 3. "Para siswa tidak ingin status RSBI di sekolah kami dicabut," ujar Adhya Aji Pratama, ketua OSIS SMAN 3 Kota Malang, yang diiyakan sejumlah pengurus OSIS lainnya.

Dalam aski itu, Adhya menolak dikatakan sebagai demonstrasi. Meski yang ikut hampir semua siswa, tapi tujuannya hanya untuk menyampaikan aspirasi yang damai. Aksi tersebut ditujukan pada pembuat kebijakan, yakni diknas. Aksi tersebut tidak dihadiri satu pun guru, termasuk kepala sekolah yang kebetulan memang sedang keluar.

Menurut Adhya, selama ini sekoah tersebut telah menjadi percontohan sekolah RSBI di Malang. Namun, tahun ini ada kekhawatiran dari sejumlah siswa jika status tersebut akan dicabut karena sekolah dinilai melanggar. Yakni, diknas mengangkat kepala sekolah yang belum pernah menjabat sebagai kepala sekolah. Padahal, salah satu syarat kepala sekolah RSBI adalah sudah pernah menjabat minimal lima tahun sebagai kepala sekolah.

"Sehingga bantuan dari pemerintah yang nilainya sekitar Rp 500 juta dikhawatirkan tidak bisa cair," ujarnya.

Kondisi itulah yang salah satunya dikhawatirkan sejumlah siswa. Karena bisa mempengaruhi proses belajar mengajar. Untuk itu para siswa berharap diknas bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Itu karena siswa tidak mungkin mendesak kepala sekolah untuk mundur karena kepala sekolah diangkat oleh diknas.

Sementara, Kepala SMAN 3 Ninik Kristiani yang ditemui di ruangannya kemarin terlihat tenang menyikapi gejolak siswa di sekolah yang dia pimpin. Menurut dia, perlu ada pemahaman terkait status RSBI yang ada di SMAN 3.

Ninik mengatakan, status RSBI itu tidak tergantung dengan bantuan pemerintah. Tapi, tekad sekolah untuk terus mempertahankan standar pendidikan yang RSBI yang telah ditetapkan. Sehingga, ada atau tidak ada bantuan dari pemerintah RSBI di SMAN 3 akan tetap berjalan. "Mungkin inilah yang belum dipahami anak-anak," sambut Ninik.

Soal kabar tidak turunnya bantuan dari pemerintah pusat, Ninik mengatakan, bantuan itu masih dipending. Dengan demikian tetap ada kemungkinan untuk diturunkan. Untuk itu dia berharap para siswa untuk tidak terlalu ikut memikirkan itu. Dia minta para siswa melaksanakan kewajibannya untuk belajar. Tidak perlu ikut campur untuk mengurusi hal-hal semacam itu.

Apa anak-anak tidak pernah diajak bicara? Ninik mengaku sudah pernah bicara dengan ketua OSIS. Namun dia tidak tahu apa yang bersangkutan bisa memahami atau tidak. Sedangkan kepada para guru, kata Ninik, selama ini di sekolah tidak ada gejolak. Itu bisa dilihat dari kegiatan belajar yang tetap lancar dan tidak terganggu isu pencabutan RSBI. "Kan bisa dilihat sendiri, semuanya baik-baik saja," kata Ninik. (lid/war)

Jawa Pos [ Rabu, 20 Mei 2009 ]


1 komentar:

Bambang Tri mengatakan...

Amat memprihatinkan, sebaiknya kedua belah pihak yakni Disdik, pihak sekolah dan Komite Sekolah duduk bersama dan membicarakan penyelesaikan permasalahan yang ada secara baik.

Posting Komentar

Komentar Anda

 

Counter