Diknas Warning RSBI
Agar Biaya Pendaftaran Lebih Murah dari Tahun Lalu
MALANG - Dinas Pendidikan (Diknas) Kota Malang meminta kepada pengelola sekolah SDN, SMPN dan SMAN rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI) untuk tidak menarik iuran dari wali siswa terlalu tinggi. Meski sekolah RSBI diberi kewenangan untuk menerima dana dari masyarakat hendaknya tetap dilakukan dengan wajar. "Penarikan dana harus dilakukan setelah siswa diterima," pesan Suwarjana, Kasi Kurikulum Dikdas Diknas Kota Malang kemarin.
Menurut dia, untuk tahun ini, SDN yang telah RSBI, seperti SDN Tlogowaru 1 dan SDN Kauman 1 hendaknya bisa menekan biaya operasional. Alasannya, tahun ini ada kenaikan dana bantuan operasional sekolah (BOS). "Kalau di SDN Kauman 1 tahun 2007/2008 lalu iurannya ada yang sampai Rp 5 juta. Tapi tahun 2008/2009 sudah turun, dan tahun ini kami harap bisa turun lagi," terangnya.
Menurut dia, sekolah yang telah menyandang RSBI bukan berarti harus mahal. Sekolah harus tetap melihat kondisi wali siswa. Suwarjana mengatakan, di salah satu sekolah, ada anak penarik becak yang tidak mau digratiskan, orang tua siswa tetap membayar meski tidak selalu tepat waktu. "Tapi yang aneh, pernah ada anak dosen yang minta digratiskan," ujar dia.
Sementara, untuk jadwal pendaftaran SDN RSBI, dia mengatakan untuk SDN Tlogowaru I sudah tutup, tetapi untuk SDN Kauman 1 masih buka. Sedangkan untuk SDN yang umum, sampai saat ini masih belum dimusyawarahkan di diknas. Dia yang memperkirakan pada bulan Juni mendatang.
Sementara, meski penerimaan siswa baru di SDN umum belum dibuka, sejumlah sekolah sudah menutup pendaftaran. Seperti di MIN Malang 1, MTsN Malang 1, SD Islam Sabilillah. Di sekolah-sekolah tersebut kini sedang proses daftar ulang.
Di SMPN 1, PSB jalur mandiri baru dibuka 22-25 Juni mendatang. Yohanes Soeroso, kepala program akselerasi SMPN 1 Kota Malang mengatakan, di sekolahnya akan dibuka dua jalur penerimaan siswa baru. Yang jalur pertama dibuka sekolah secara mandiri dan jalur umum bersama dengan sekolah yang lain. "Komposisinya sekitar 50 persen dari total kuota sekitar 230 siswa," terang dia.
Saat mendaftar dengan jalur mandiri itu siswa sudah harus memilih salah satu program, akselerasi atau reguler. Tidak diperkenankan pendaftar memilih dua-duanya. Kemudian, jika mereka tidak lolos dalam seleksi jalur mandiri masih boleh mendaftar lewat jalur online sesuai yang ditetapkan diknas. Jika nilai mereka yang tidak lolos itu masih memungkinkan bersaing dengan yang lain maka bisa diterima jika tidak, berarti tidak lolos.
Soal biaya, Yohanes belum bersedia menyebutkan. Karena hal itu sesuai dengan kesepakatan orang tua siswa. Namun, dia menjamin, jika ada siswa pandai yang tidak mampu, dan tetapi ingin sekolah di SMPN 1, maka mereka akan tetap diterima. Sekolah akan memberlakukan subsidi silang. "Selama ini banyak siswa yang tidak mampu sekolah di sini," terasnya.
Sementara, untuk SMAN RSBI, juga masih belum ada kepastian jadwal PSB. Ketua majelis musyawarah kepala sekolah (MKKS) SMAN Kota Malang Tri Suharno mengatakan, SMAN yang telah RSBI memang membutuhkan biaya lebih. Namun, dia berharap untuk biaya iuran RSBI tidak lebih dari Rp 5 juta. (lid/abm)
Jawa Pos[ Selasa, 19 Mei 2009 ]
Rabu, 20 Mei 2009
Berita
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda